Monday, 17 December 2012

Telepon Gratis Dengan Open BTS


Teknologi Base Transceiver Station (BTS) yang biasa digunakan oleh para operator untuk jaringan seluler ternyata bisa dibuat sendiri dengan software open source. Namanya adalah Open BTS.

Menurut praktisi TI Onno W Purbo, bermodalkan Open BTS ini, pengguna dimungkinkan untuk menelepon dan SMS secara gratis, dengan investasi yang relatif murah. Soal kualitas suara atau kecepatan pengiriman SMS dinyatakan sama baiknya dengan telekomunikasi melalui operator telekomunikasi.

"BTS itu kalau sederhananya ya base transceiver station yang biasa dipakai operator seluler, sedangkan open BTS adalah base transceiver station yang dibuat dengan memakai software open source, jadi free itu software semuanya," jelas Onno.

Onno pun mempertunjukkan seperti apa perangkat Open BTS yang dibuatnya bersama yayasan Air Putih dan ICT Watch. Tampak di sebuah kotak berbagai komponen komputer dengan fungsi masing-masing. Ternyata perangkat yang kelihatannya cukup sederhana itu adalah Open BTS.

"Jadi kita bisa bikin tapi kita butuh perangkat sedikit, ada hardwarenya sedikit. Kemudian beberapa software open source," jelas Onno.

Telekomunikasi melalui Open BTS bisa dilakukan dengan telepon seluler biasa, yang murah sekalipun. Kartu SIM yang dimasukkan pun tidak perlu yang masih aktif, yang sudah mati pun bisa dimanfaatkan.

"Kita butuh nomor simcardnya yang ada di dalam simcard yaitu international mobile subscriber identification, untuk didaftarkan ke sentral open BTS," tambah pria mantan dosen ITB itu.

Seperti apa cara kerja Open BTS tersebut? bagaimana implementasinya dan berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuatnya?

Ada beberapa hal yang dibutuhkan untuk membangun Open BTS. Dari sisi hardware, komponen USRP (Universal Software Radio Peripheral) dan komputer adalah hal yang krusial.

"Hardware ini fungsinya untuk membuat sinyal radionya, namanya USRP. Yang dibutuhkan cuma dua, USRP-nya sendiri nanti disambung lewat kabel USB ke komputer, jadi cuma USRP dengan komputer," jelas Onno.

Ongkos minimal yang diperlukan untuk membuat Open BTS, misalnya untuk keperluan eksperimen mahasiswa, sekitar 30 juta. Terdiri dari komponen USRP seharga sekitar Rp 15 juta - Rp 20 juta. Berikut perangkat komputer biasa dengan harga mungkin Rp 5 juta - Rp 10 juta.

"Komputer itu sentral telepon soalnya. Sebagai pusat untuk mengontrol semuanya. Komputer juga yang bikin sinyal ponsel sedangkan USRP cuma mengubah perintahnya supaya sinyal menjadi sinyal GSM," sebut Onno.

Jangkauan sinyal pun dapat bervariasi, tergantung perangkatnya. Perangkat Open BTS yang dari Yayasan Air Putih yang didemokan Onno jarak jangkaunya hanya sekitar 50 meter.

"Tapi kalau mau dikasih amplifier seluler beneran itu tergantung powernya, kalau 10 watt bisa sampai 5 kilometer," imbuh mantan dosen ITB itu.

Jika ingin menambah luas jangkauan sinyal, diperlukan amplifier dan juga duplexer seperti yang biasa dipakai oleh operator. Untuk perangkat semacam ini, biaya yang dibutuhkan berkisar 150 juta.

Sedangkan dari sisi perangkat lunak, ada tiga software yang penting peranannya dalam pembuatan Open BTS. Yaitu GNU radio, asterisk untuk sentral telepon serta software Open BTS.

Kemudian sebagai sarana berkomunikasi, pengguna bisa memakai ponsel biasa yang dilengkapi SIM Card. Nomor identifikasi di SIM Card ini akan didaftarkan pada sentral Open BTS dan kemudian diberi nomor sendiri.

Ketika dicoba, Open BTS yang didemokan Onno bisa memancarkan sinyal sendiri dan dikenali oleh ponsel. Kemudian telepon dan SMS bisa dilakukan dengan lancar dalam jaringan lokal yang dibentuk Open BTS.

"Ini nggak disambungin ke mana-mana jadi lokal sendirian saja. Tapi protokol yang dipakai sama dengan yang dipakai semua operator di Indonesia. Jadi kalau sentralnya disambungin dengan sentralnya operator Indonesia ya nyambung satu sama lain," tutur Onno.

Dasar dari Open BTS menurut Onno adalah internet telepon. Jadi untuk membuat Open BTS, seseorang harus paham terlebih dahulu dengan internet telepon.

Ya, open BTS memang tidak bisa disandingkan apple to apple dengan BTS yang dibangun oleh operator telekomunikasi. Jangankan luas jangkauannya, dari sisi biaya pun sudah jauh berbeda. Jika membuat open BTS diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp 30 juta - Rp 150 juta, maka untuk pembangunan BTS operator yang menjulang biayanya rata-rata lebih dari Rp 1 miliar.

No comments:

Post a Comment